bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka kita akan dapati kebesaran dalam jiwa kita

29 Januari, 2009

Mengapa pakai istilah “pacaran islami”



Image istilah pacaran sudah jauh dari ajaran islam, dan cenderung mendekati zina. Lalu mengapa kita harus menggunakan istilah pacaran islami? mengapa tidak diganti dengan bahasa yang lebih”islami”. Islam tidak mengenal pacaran. Pernikahan dalam islam di mulai dari proses ta’aruf, kitbah/meminang, dan walimah. Aturan dan adabnya sudah jelas. Jangan memaksakan sesuatu yang justru akan membawa ke hal yang bathil, lebih banyak mudhratnya. Selama ini banyak umat islam yang mencari-cari pembenaran bahwa ada pacaran secara islam? jangan hanya menginginkan situs ini hanya untuk tujuan populeritas, apalah arti semua itu diamata ALLAH SWT. Lihatlah dengan mata hatimu, dari berapa komentar yang masuk, ternyata banyak yang mengkritik. Sekiranya memang tidak mau dkritik sesama muslim, apakah kita harus menunggu kritikan ALLAH SWT? Belum terlambat.


1) Alasan penggunaan istilah “pacaran islami” sudah disebutkan di halaman “Ayo siap nikah melalui pacaran islami“.

2a) Kami bersikap berdasarkan fakta, bukan prasangka. “Banyaknya” suara yang keras mengkritik pacaran islami tidaklah menunjukkan banyaknya penentangan terhadap pacaran islami. Pada kenyataannya, yang mendukung pacaran islami itu jauh lebih banyak daripada penentangnya. (Lihat Profil Pembaca.) Kami sudah melakukan penelitian kecil-kecilan. Hasilnya, ternyata bahwa istilah yang paling disukai oleh pengunjung blog ini untuk aktivitas pranikah adalah “Pacaran Islami”. (Lihat “Istilah Favorit untuk Aktivitas Persiapan Menikah“.)

2b) Para ulama menghukumi sesuatu berdasarkan kenyataan, bukan image. Kalau dasarnya image, bahaya dong. Contoh: ketika merebak image bahwa pejabat dan “wakil rakyat” itu kotor, suka korupsi, apakah lantas dengan demikian, menjadi pejabat atau “wakil rakyat” itu haram?

3a) Menurut ushul fiqih, pernyataan “Islam tidak mengenal pacaran” itu keliru secara metodologis. Sebab, pacaran merupakan muamalah, sedangkan menurut kaidah dari ushul fiqih, semua muamalah itu halal kecuali bila ada dalil qath’i yang mengharamkannya.

Mestinya, kita bertanya, “Adakah dalil qath’i yang mengharamkan pacaran?” Jawabnya: Tidak ada larangannya. Yang ada adalah larangan mendekati zina, sedangkan pacaran tidaklah identik dengan mendekati zina. (Lihat “Ciuman dengan Pacar (PR untuk Penentang Pacaran Islami)“.)

3b) Untuk pranikah, Islam tidak mengajarkan taaruf, tetapi tanazhur. (Lihat “Taaruf, Sebuah Istilah yang Asal Keren?“.)

4) Seandainya kami mengejar popularitas, tentulah kami lebih mengutamakan istilah yang tidak banyak mendapat penentangan dari masyarakat, seperti taaruf. Namun kami memilih berpegang pada kebenaran. “Katakanlah kebenaran itu, walaupun terasa pahit.”

5) Ulama-ulama berlainan pendapat mengenai pacaran dalam Islam. (Silakan telusuri di blog ini dan di blog Fiqih Asmara.) Apakah bila kita mengikuti ijtihad ulama tertentu (yang berarti tidak mengikuti ijtihad ulama lain), maka otomatis berarti bahwa kita tidak mau dikritik? Kalau memang begitu, bukankah Anda sendiri tergolong orang yang tidak mau dikritik karena tidak mau menghargai ijtihad ulama yang membolehkan pacaran?
Ditulis dalam Budaya Islami, Islam. Tag: ciuman, halal haram, mendekati zina, pacaran dalam islam, pacaran islami, pacaran sehat, pranikah, taaruf.
8 Tanggapan ke “Mengapa pakai istilah “pacaran islami””

1.
Model pacaran yang paling diminati: Islami, Kristiani, ala selebriti, ataukah yang hot? « Tanazhur PraNikah Says:
16 Januari 2009 pukul 22:17

[...] adalah pacaran islami. (Melihat fakta ini, kau terkejut, nggak?) ——- Artikel Terkait: - Mengapa pakai istilah “pacaran islami” - Istilah Favorit untuk Aktivitas Persiapan [...]

0 komentar: